Disebelah utara Masjidil Haram kurang lebih 6 km, terdapat sebuah gunung yang dikenal dengan nama Jabal Nur. Tinggi puncak Jabal Nur
kira-kira 200 meter, di sekelilingnya terdapat sejumlah gunung, batu
bukit dan jurang. Sekitar 5 meter dari puncak gunung, terdapat sebuah
lubang kecil. Itulah yang disebut Gua Hira, di mana Nabi Muhammad Saw mendapat wahyu pertamanya.
Letak Gua Hira di belakang dua batu
raksasa yang sangat dalam dan sempit. Panjang gua tersebut sekitar 3
meter dengan lebar sekitar 1.5 meter, dan ketinggian sekitar 2 meter
setinggi orang berdiri. Dengan luas dimensi seperti itu, gua ini hanya
cukup digunakan untuk shalat dua orang. Di bagian kanan gua terdapat
teras dari batu yang hanya cukup digunakan untuk shalat dalam keadaan
duduk dan terdapat lubang kecil yang dapat dipergunakan untuk memandang
kawasan bukit dan gunung arah Makkah.
Untuk menuju puncak gunung, seseorang
rata-rata memerlukan waktu selama 1 jam bahkan lebih. Medannya cukup
sulit karena tidak ada tangga. Para peziarah harus mendaki melewati
batu-batu terjal. Jalan bertangga hanya ditemukan setelah tiga perempat
perjalanan. Namun menjelang puncak gunung, medannya sedikit ringan,
peziarah bisa mendaki dengan santai.
Begitu tiba di depan pintu gua, terdapat
tulisan Arab ‘Ghor Hira’ dengan cat warna merah. Di atas tulisan itu
terdapat tulisan dua ayat pertama Surat Al-Alaq dengan cat warna hijau.
Gua Hira terletak persis di samping kiri tulisan tersebut.
Jabal Nur dan Gua Hira ini sangat penting
dalam sejarah Islam karena di gua inilah Nabi Muhammad saw menerima
wahyu yang pertama yaitu surat Al’Alaq dari ayat 1 sampai 5. Senin 17
Ramadhan yang bertepatan dengan 6 Agustus 610 M—menurut Ibnu Sa‘ad dalam
Al-Thabaqat Al-Kubra—kala Muhammad tengah khusyuk bertafakur, ia
menerima wahyu pertama yang disampaikan oleh Malaikat Jibril.
“Bacalah, dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.” (QS Al-Alaq: 1-5).
Saat itu pula Nabi Muhammad SAW resmi
dilantik sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT. Saat menerima penobatan
sebagai Nabi, usia Nabi Muhammad SAW sekitar 40 tahun 6 bulan 8 hari
menurut kalender Qamariyah
Dengan kondisi seperti itu, Gua Hira
merupakan tempat yang ideal di Makkah bagi Nabi Muhammad SAW untuk
bertahannuts. Suasananya tenang, dan jauh dari keriuhan kota Makkah kala
itu. Dan tentu saja, Nabi Muhammad SAW telah mempertimbangkan dengan
matang pemilihan gua ini sebagai tempatnya ‘mencari’ Tuhan.
Beliau juga telah memperbincangkan tempat
itu dengan istrinya, Khadijah binti Khuwailid. Oleh sebab itu,
terkadang di malam yang pekat, Khadijah beberapa kali mengunjungi
Muhammad. Dapat dibayangkan bagaimana beratnya medan yang ditempuh
Khadijah Al-Kubra saat itu, ketika mengunjungi suaminya di Gua Hira.
Bagi sebagian kaum Muslimin, perjalanan
ibadah haji bukan hanya sekedar menyempurnakan prosesi atau ritual
sebagaimana diwajibkan atau disunnahkan syariat, tapi juga sebuah wisata
religius. Salah satunya adalah dengan melakukan ziarah. Dan salah satu
tempat ziarah yang paling diburu para jamaah haji atau mereka yang
berumrah adalah Gua Hira yang terletak di Jabal Nur (Gunung Cahaya).
sumber: http://arminarekasurabaya.wordpress.com/2012/01/11/jabal-nur-dan-gua-hira-di-sinilah-sejarah-islam-bermula/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar